Harga
Strategi
Penetapan Harga
Dalam pemasaran kita harus bisa menentukan harga yang pas untuk konsumen. Maka kita perlu strategi harga
untuk memasarkan suatu barang atau jasa. Banyak perang harga antar produsen
dalam menentukan harga. Mereka seperti membabi buta untuk mendapatkan harga
yang baik untuk menarik konsumen. Dalam makalah ini kita akan membahas strategi
dalam penentuan harga. Apa yang bias menarik konsumen melalui harga suatu
produk barang ataupun jasa. Sehingga dalam transaksi jual beli antara produsen
dengan konsumen menjadi menarik dan saling menguntungkan. Penentuan harga
dipengaruhi oleh ualitas dan merek produk. Dalam penentuan harga kita juga
harus menyeimbangkan antara kwalitas produk dan harga taksiran. Sehingga tidak
terjadi penipian harga. Dengan kata lain produk yang dihasilkan jelek atau
tidak berkwalitas tetapi harganya sangat tinggi. Diukuran pasar kita tidak akan
laku melihat persaingan pasar sekarang sangat sulit.
1.
Makna dan Pentingnya Harga
Harga jelas
penting bagi pelanggan. Bagi sebagian pelanggan, dengan hargamereka memutuskan
apa yang akan dibeli, sementara yang lain lebih tertarik pada fitur produk,
manfaat dan citra yang melekat pada produk. Harga juga membantu mengindikasikan
kualitas suatu produk.
Penetapan harga
juga penting bagi organisasi. Harga berdampak pada profitabilitas, bagian
pasar, dan posisi persaingan. Namun, fokus pada penetapan harga, dengan
meninggalkan aspek - aspek pemasran lainnya, dapat menjerumuskan organisasi
dalam perang harga, yang pada akhirnya membawa kehancuran kepada semua pihak
yang terlibat.
Penetapan
harga penting bagi keseluruhan ekonomi. Harga mempunyai dampak langsung ataupun
tidak langsung terhadap sewa, tingkat suku bunga, laba dan upah, serta faktor -
faktor lain yang terkait dengan produksi.
2.
Tujuan Utama Penetapan Harga
dan Faktor - faktor yang Memengaruhi Harga
Semua
kegiatan pemasaran dirancang dan diterapkan dalam kaitannya dengan tujuan.
Tujuan - tujuan ini bisa dinyatakan dalam kaitannya dengan laba (tingkat
kembalian yang ditargetkan atau untuk memaksimalkan laba), dalam kaitannya
dengan penjualan (meningkatkan volume penjualan atau mempertahankan atau
meningkatkan bagian pasar), atau untuk mempertahankan status quo
(menstabilkan harga atau mengikuti persaingan).
Setelah
tujuan penetapan harga dipastikan, selanjutnya perusahaan perlu menentukan harga
dasar atau harga bandrol-nya. Dari harga tersebut, perusahaan dapat mempertimbangkan
isu-isu seperti bagaimana memasukan biaya transportasi, diskon, permintaan,
reaksi peasing, promosi dan aspek-aspek bauran pemasaran lainnya.
3.
Penetapan Harga plus-Biaya
Setelah
tujuan penetapan harga dibuat sesuai dengan tujuan pemasaran dan tujuan
perusahaan yang lebih luas, dan setelah harga dasar ditentukan serta
biaya-biaya lain telah teridentifikasi dan dianalisis, organisasi harus memulai
penetuan harga jual tertentu. Ada beragam cara penetapan harga, namun biasanya
adalah penetapan harga plus-biaya atau penetapan baiaya marjinal.
Yang petama berarti menetapkan harga suatu unit setara dengan total biaya
terkait ditambah dengan laba yang diinginkan. Yang kedua berarti menetapkan harga
berdasarkan penetapan biaya unit akhir (yang biasanya sama dengan biaya
variabelnya).
Para paritel
dan pedagang grosir sering menggunakan penetapan harga plus-biaya, meskipun markup
(tambahan harga) mereka sangat berbeda menyesuaikan dengan biaya-biaya terkait
yang mereka keluarkan dan harapan dari pelanggan mereka.
4.
Persaingan Harga dan
Non-Harga, dan Penetapan Harga Nilai
Suatu
perusahaan harus memutuskan strategi penetapan harganya sebelum merancang
program penetapan harga tertentu dan taktik-taktik terkait.
Persaingan
harga biasanya terjadi ketika sebuah organisasi menawarkan produk dengan harga
lebih rendah dibanding harga pesaing, dengan menyertakan layanan minimum.
Value
pricing (penetapan harga nilai) terjadi ketika perusahaan berusaha menyediakan
produk-produk berharga rendahkepadapelanggan dan pada waktu yang bersamaan
menawarkan lebih banyak manfaat tetapi dalam melakukan hal ini mereka juga berusaha
meghilangkan semua biaya yang tidak perlu.
Persaingan
non-harga terjadi ketika perusahaan memilih untuk mempertahankan harga yang stabil
sembari memfokuskan pada spek-aspek baruan pemasaran lainnya untuk bersaing
mendapatkan pelanggan dan mendiferensiasi diri, misalnya dengan membangun
ekuitas merek dan basis pelanggan yang setia.
5.
Strategi Penetapan Harga
untuk Memasuki sebuah Pasar
Penetapan
harga skimming pasar (market skimming pricing) terjadi bila suatu
perusahaan menetapkan harga yang relative tinggi untuk produk-produk barunya di
atas harapan pasar sasaran pada umumnya.
Penetapan
harga penetrasi pasar (market penetration pricing) sangat berlawanan.
Ini terjadi ketika ditetapkan harga awal yang relative rendah-relatif rendah
dibandingkan dengan apa yang diharapkan oleh pasar sasaran. Strategi penetapan
harga ini digunakan dalam kondisi yang nyaris berlawanan, termasuk bila ada
persaingan yang ketat, yang dimungkinkan adanya skala ekonomi, ketika suatu
perusahaan ingin cepat mendapatkan bagian pasar yang tinggi, dan ketika ada
sebuah pasar massa yang besar untuk produk tersebut.
6.
Diskon Harga dan Kelonggaran
Baik
pemberian diskon maupun kelonggaran umumnya digunakan dalam pemasaran dari
bisnis ke bisnis.
Diskon
jumlah adalah pengurangan yang diberikan kepada pembeli berdasarkan pembelian
mereka. Diskon jumlah kadang-kadang juga bermanfaat bagi produsen jika
pesanan-pesanan besar benar-benar membantu mereka dalam mendapatkan skala ekonomi
produksi.
Diskon dagang
atau diskon fungsional adalah pengurangan pada harga dasar atau harga
bandrol sebagai pembayaran kepada para pembeli yang melakukan pemasaran bagi
penjual.
Diskon tunai mengacu
pada situasi ketika penjual member pembeli pengurangan pada jumlah neto atas
pembayaran dalam periode waktu tertentu.
Kelonggaran
lain yang kadang-kadang digunakan adalah kelonggaran promosi dan pemberian
diskon musiman.
7.
Strategi Penetapan Harga
secara Geografis
Strategi ini
mengacu pada penetapan harga dalam kaitannya yang dikaitkan dengan masalah
transportasi, seperti apakah produk diangkut ke tempat pelanggan melalui udara
atau laut. Empat strategi utama penetapan harga yang umumnya digunakan adalah
penetapan harga di tempat produksi (point of production pricing) atau
penetapan harga FOB pabrik (FOB factory pricing), penetapan harga kirim
secara seragam (uniform delivery pricing), penetapan harga kirim menurut
zona (zone delivery pricing), dan penetapan harga biaya angkut yang
timbul (freight absorption pricing).
8.
Situasi dan Isu-isu
Penetapan Harga Khusus
Suatu
organisasi harus memutuskan apakah ia akan mengikuti strategi satu harga
atau strategi penetapan harga fleksibel. Dalam strategi satu harga,
harga ditetapkan secara sama pada semua pelanggan yang sama, sedangkan dalam
strategi penetapan harga fleksibel pelanggan yang sama mungkin membayar dengan
harga yang berbeda-beda untuk jumlah produk yang sama.
Price lining (pembatasan
harga), yaitu menjual produk dengan harga terbatas. Tujuan dari price lining
adalah untuk menyederhanakan keputusan pembelian pelanggan. Biasanya produk-produk tersebut di jual di mall, butik atau distro yang
bermerk. Contohnya: roll Royce, rolex, guess, Gianni Versace, prada, vertu,
dll.
Odd pricing (penetapan
harga ganjil) adalah strategi penetapan harga ritel lain yang sering digunakan.
Strategi ini mengacu pada penetapan harga dengan angka-angka ganjil untuk
member kesan bahwa sebuah barang dijual dengan harga lebih rendah (bukan $15,
tetapi hanya $14,95).
Leader pricing (penetapan harga pemimpin) dan
barang-barang yang dijual dengan harga rugi (dibawah biaya produksi barang)
adalah strategi penetapan harga ritel lain yang lazim, sebagaimana strategi
penetapan harga murah setiap hari dan harga tinggi-rendah.
Multiple-Unit Pricing adalah memberikan potongan harga tertentu apabila konsumen membeli produk
dalam jumlah yang banyak. Contoh: jika harga sebungkus mie goreng pedas 1.500
maka konsumen cukup membayar 1000/ bungkus jika membeli 1 dus isi 40 bungkus
indomie.
Price lining / harga lining adalah memberikan cakupan harga yang berbeda
pada lini produk yang berbeda. Contoh: bioskop 21 memberikan harga standar
untuk konsumen bioskop jenis standard an mengenakan harga yang lebih mahal pada
konsumen bioskop 21 jenis premier. Contoh lain adalah menonton sebuah
pertunjukan opera, wayang, konser, dll yang menetapkan harga tinggi untuk kelas
VIP.
Pemasaran Mempengaruhi Pasar
Memahami pelanggan tidaklah
mudah. Kebanyakan pelanggan tidak mau atau bahkan tidak peduli dengan keluhan
mereka tentang produk yang mereka beli. Entah kurang puas, mahal, atau
pelayanan yang kurang baik. Mereka lebih memilih diam tanpa mengutarakan kritik
dan saran tentang produk yang mereka beli. Sehingga produsen tidak tau apa yang
harus diperbaiki dalam produk yang mereka produksi. Dibawah ini adalah beberapa
keinginan pelanggan yang sharusnya diutarakan yang dapat menjadi masukan untuk
produsen. Sebagai contoh adalah pelanggan membeli sepeda motor:
1. Kebutuhan
yang dinyatakan, pelanggan menginginkan harga jual sepeda motor yang tidak
mahal.
2. Kebutuhan
riil, pelangganingin sepeda motor dengan biaya operasional rendah
3. Kebutuhan
yang tidak dinyatakan, pelanggan mengharapkan pelayanan yang terbaik dari
dealer.
4. Kebutuhan
kesenangan, pelanggan akan senang mendapat hadiah-hadiah menarih seperti helm,
jaket kulit, dan paket service gratis.
5. Kebutuhan
rahasia, pelanggan ingin terlihat dan dinilai sebagai pribadi yang cerdas,
keren dan bergengsi.
Untuk mengatasi hal diatas,
diperlukan pemasar yang tanggap atau pemasar yang antisipatif atau pemasar yang
kreatif. Seorang pemasar yang tanggap menemukan sebuah kebutuhan yang
dinyatakan dan memenuhinya. Seorang pemasar kreatif menemukan dan memproduksi
solusi yang tidak diminta pelanggan tapi ditanggapi dengan penuh semangat oleh
pelanggan.
Contoh: SONY memperkenalkan banyak produk yang
berhasil direspon oleh pelanggan meskipun tidak pernah diminta atau bahkan
dianggap tidak mungkin oleh pelanggan seperti Video, CD dll. SONY adalah perusahaan
yang mendorong pasar. SONY telah membuktikan bahwa melalui pemasaran bias
mempengaruhi pasar.
Pada dasarnya orang merasa
enggan membicarakan harga, karena orang inginnya sih semua produk gratis
kecuali mungkin juga rela jika kita memang benar merasa puas. Banyak bisnis
menggunakan strategi penetapan harga untukmencapai satu atau lebih tujuan. Hal
tersebut ialah untuk mendapatkan posisi pasar, mencapai kinerja keuangan,
penentuan posisi produk dan mempengarihi persaingan. Selain demikian, dua kecenderungan
hadir dalam penggunaan harga sebagai variable strategis:
- Bisnis merancang harga secara fleksibel untuk mengatasi perubahan dan ketidak pastian.
- Harga seringkali digunakan sebagai elemen strategis bisnis dan pemasaran secara aktif.
Analisis terhadap situasi penetapan harga dilakukan untuk mengembangkan
strategi terhadap kurva lini produk atau memilih strategi penetapan harga
terhadap suatu produk maupun merk baru. Penekanan formulasi strategi di
tempatkan pada beberapa kegiatan penting yang mencakup analisis pasar, analisis
produk, analisis persaingan, termasuk pertimbangan hokum dan etika. Analisis
tersebut, menunjukkan luasnya daya lenting penetapan harga. Strategi distribusi
juga mempengaruhi pilihan mengenai bagaimana harga akan berhasil dalam kombinasi
strategi periklanan dengan armada penjualan. Strategi penetapan harga
mempengaruhi keputusan elemen bauran pemasaran lainnya. Karena, harga itu
sendiri merupakan salah satu elemen bauran pemasaran.
Startegi penetapan harga biasanya
berubah kalau produk melewati berbagai tahap daur hidupnya. Tahap introduksi
memberikan tantangan paling besar. Kita dapat membedakan antara penetapan harga
produk yang meniru produk yang sudah ada dan penetapan harga produk inovatif
yang hak patennya dilindungi.
Sebuah
perusahaan yang merencanakan untuk mengembangkan produk tiruan baru menghadapi masalah pemosisian
produk. Perusahaan harus memutuskan di
mana memposisikan produknya terhadap produk
saingannya dalam mutu dan harga.
Strategi
nilai baik merupakan cara menyerang pemasang harga premium . Mereka mengatakan
“ Kami mempunyai mutu tinggi, tetapi
dengan harga yang lebih rendah .”
Dengan menggunakan startegi pemasangan harga tinggi,
perusahaan menetapkan harga produk terlalu tinggi sehubungan dengan mutunya.
Akan tetapi, dalam jangka panjang
pelanggan kemungkinan akan merasa diperas. Mereka akan berhenti membeli
produk dan akan menyampaikan keluhan
kepada orang lain mengenai hal itu. Jadi startegi ini harus dihindari.
Perusahaan
yang meluncurkan produk inovatif yang dilindungi hukum paten menghadapi tantangan mengenai penetapan harga untuk pertama kalinya. Mereka
dapat memilih satu dari dua strategi : Penetapan harga untuk meraup pasar kelas
atas dan penetapan harga penetrasi pasar
Penetapan
harga meraup pasar. Menetapkan harga tinggi untuk produk baru agar dapat
meraup pendapatan maksimal lapis demi
lapis dari segmen yang bersedia membayar harga tinggi : perusahaan melakukan
penjualan lebih sedikit tapi lebih banyak mendatangkan laba.
Penetapan
harga penetrasi pasar. Menetapkan harga rendah untuk produk baru agar dapat
menarik pembeli dalam jumlah besar dan meraih pangsa pasar.
Home
depot melakukan penetapan harga penetrasi pasar. Harga yang ditetapkannya
“dijamin rendah, setiap hari “ untuk menarik volume tinggi yang kemudian akan
menghasilkan biaya rendah dan akibatnya harganya dapat ditekan lagi.
Strategi untuk menetapakan harga
produk sering kali harus diubah kalau produk merupakan bagian dari bauran
produk. Dalam hal ini, perusahaan
mencari beberapa harga yang memaksimalkan laba dari bauran produk total.
Penetapan harga sulit karena berbagai produk mempunyai permintaan dan biaya
yang terkait serta menghadapi tingkat persaingan yang berbeda.
Setelah mengembangkan struktur dan strategi penetapan
harga, perusahaan sering kali menghadapi situasi yang memaksa mereka memelopori
perubahan harga atau memberi respons terhadap perubahan harga oleh pesaing.
Memelopori perubahan harga. Dalam beberapa kasus,perusahaan
mungkin merasa ingin menjadi pelopor dalam menurunkan atau menaikan harga.
Dalam kasus menaikan atau menurunkan harga, perusahaan harus mengantisipasi
kemungkinan reaksi pembeli dan pesaing.
Memelopri penurunan harga. Beberapa situasi mungkin menyebabkan perusahaan perlu mempertimbangkan untuk menurunkan
harga. Salah satu situasi seperti itu adalah kelebihan kapasitas. Dalam hal
ini, perusahaan memerlukan bisnis lebih
banyak dan tidak bisa mendapatkannya
lewat usaha penjualan, perbaikan
produk , atau cara lain. Perusahaan
dapat meningkatkan “ penetapan harga mengikuti pemimpin pasar “ menetapkan
harga kira kira sama dengan
pesaing utama dan secara agresif menurunkan harga untuk mendongkrak
penjualan. Tetapi seperti yang dialami perusahaan penerbangan, peralatan
konstruksi, dan industri lain dalam beberapa
tahun belakangan ini, menurunkan harga dalam satu industri yang
kelebihan kapasitas mungkin mengawali perang harga saat pesaing mencoba mempertahankan
pangsa pasar.
Memelopori kenaikan harga. Sebaliknya banyak perusahaan terpaksa harus menaikkan harga dalam
tahun–tahun belakangan ini mereka yang melakukan hal ini, mengetahui bahwa
kenaikan harga mungkin disesali oleh pelanggan,
agen, dan bahkan tenaga penjual mereka sendiri. Tetapi kenaikan
harga yang sukses dapat meningkatkan laba. Misalnya, bila
perusahaan mengambil laba sebesar tiga persen dari penjualan, kenaikan harga
sebesar satu persen akan meningkatkan laba sebesar 33 persen bila volume
penjualan tidak terpengaruhi.
Rekasi pembeli terhadap perubahan harga. Apakah harga dinaikan atau diturunkan,
tindakan tersebut akan mempengaruhi pembeli, pesaing, distributor, dan pemasok
serta mungkin kepentingan pemerintah juga. Pelanggan tidak selalu
menginterpretasikan harga secara langsung. Mereka mungkin memandang penurunan
harga dengan berbagai cara .Misalnya, apa pendapat anda kalau tiba-tiba Sony
menurunkan harga VCR-nya sebanyak 50 persen ? Anda mungkin terpikir VCR ini
akan segera diganti dengan model yang
lebih baru atau mungkin mereka menemukan
ada kesalahan dan penjualannya seret. Anda mungkin berpikir bahwa Sony sedang
mengalami kesulitan keuangan dan mungkin
keluar dari bisnis ini cukup lama sehingga tetap menyediakan suku cadang. Anda
mungkin merasa yakin bahwa mutunya telah
menurun. Atau anda mungkin
berpendapat bahwa harga akan turun lagi dan lebih menguntungkan untuk menunggu
sementara.
Reakasi pesaing terhadap perubahan harga. Sebuah perusahaan yang sedang memikirkan
perubahan harga harus khawatir mengani reaksi para pesaingnya di samping para
pelanggannya. Kemungkinan besar pesaing memberi
reaksi kalau jumlah perusahaan
yang terlibat kecil. Kalau produk yang dibuat seragam , dan kalau pembeli
mendapat informasi lengkap.
Reaksi tehadap perubahan harga. Disini kita akan membalik pertanyaan dan bertanya bagaimana sebaiknya perusahaan
memberikan reaksi terhadap perubahan
harga yang dilakukan pesaing . Perusahaan perlu
mempertimbangkan beberapa hal :
Mengapa pesaing mengubah harga ? apakah
perubahan itu merebut pangsa pasar lebih
besar, menggunakan kelebihan kapasitas,
mencapai kondisi biaya yang berubah, atau memimpin perubahan harga untuk seluruh industri ? Apakah
perubahan harga itu bersifat sementara
atau permanen ? Apa yang akan terjadi
pada pangsa pasar dan laba jika perusahaan tidak memberikan reaksi ? Apakah
perusahaan lain akan memberikan reaksi ? Dan apa kira-kira reaksi pesaing dan
perusahaan lain terhadap setiap reaksi yang mungkin terjadi ?
Disamping persoalan–persoalan di
atas, perusahaan harus membuat analisis yang lebih luas. Perusahaan harus memperhatikan
tahap daur hidup produknya sendiri, kepentingan produk dalam bauran produk perusahaan, kehendak dan sumber daya pesaing, serta kemungkinan
reaksi konsumen terhadap perubahan harga. Akan tetapi perusahaan tidak selalu
dapat melakukan analisis yang luas atas alternatifnya pada saat terjadi
perubahan harga. Pesaing mungkin sudah membuang banyak waktu untuk
mempersiapkan keputusan ini, tetapi perusahaan mungkin harus beraksi hanya dalam beberapa jam atau hari. Mengenai
satu-satunya cara mengurangi waktu reaksi adalah membuat rencana jauh-jauh hari
untuk kemungkinan perubahan harga oleh pesaing dan kemungkinan reaksinya.
Dalam merumuskan kebijakan penetapan harga, suatu
perusahaan mengikuti prosedur enam tahap yaitu
- Pertama, perusahaan tersebut memilih tujuan penetapan harganya.
- Kedua, perusahaan tersebut memperkirakan kurva permintaannya, kemungkinan kuantitas yang akan dijualnya dengan masing-masing kemungkinan harga.
- Ketiga, perusahaan tersebut memperkirakan bagaimana biaya-biayanya berbeda-beda pada tingkat keluaran yang berbeda, pada tingkat akumulasi pengalaman produksi, dan untuk tawaran pasar yang terdiferensiasi.
- Keempat, perusahaan tersebut mempelajari biaya, harga, dan tawaran pesaing.
- Kelima, perusahaan tersebut memilih metode penetapan harga.
- Akhirnya, perusahaan tersebut memilih harga akhir.
Perusahaan-perusahaan biasanya tidak menetapkan satu harga, tetapi suatu
struktur harga yang mencerminkan keragaman permintaan geografis dan biaya,
tuntutan-tuntutan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan, dan
faktor-faktor lain.
Setelah mengembangkan strategi
harga, perusahaan-perusahaan sering menghadapi situasi yang mengharuskan mereka
mengubah harga. Penurunan harga mungkin terjadi karena kelebihan kapasitas
pabrik, penurunan pangsa pasar, keinginan untuk mendominasi pasar melalui biaya
yang lebih rendah, atau resesi ekonomi. Kenaikan harga mungkin terjadi karena
inflasi biaya atau permintaan yang berlebihan. Perusahaan harus secara cermat
mengelola persepsi pelanggan ketika menaikkan harga.
Perusahaan harus mengantisipasi
perubahan harga pesaing dan mempersiapkan tanggapan yang kontingen. Sejumlah
tanggapan itu mungkin dari segi mempertahankan atau mengubah harga atau mutu.
Perusahaan yang menghadapi perubahan harga pesaing harus mencoba memahami
maksud pesaing tersebut dan kemungkinan lamanya perubahan tersebut. Strategi
perusahaan tersebut sering bergantung pada apakah perusahaan tersebut
menghasilkan produk yang homogen atau tidak homogen. Pemimpin pasar yang
diserang pesaing yang berharga murah dapat memilih untuk mempertahankan harga,
menaikkan persepsi mutu produknya, menurunkan harga, menaikkan harga dan
meningkatkan mutu, atau meluncurkan lini penyerang berharga murah.
Untuk mencapai laba yang diinginkan
oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen
adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga
yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan
harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Struktur penetapan
harga yang sehat membantu perusahaan menghasilkan penjualan dan membangun
kesetiaan nasabah. Struktur penetapan harga yang keliru bisa membuat bisnis
bekerja keras untuk melayani nasabah dan mencapai keuntungan. Kalau Anda perlu
menetapkan harga yang akan dibebankan untuk produk atau jasa Anda, hindari
kesalahan penetapan harga yang umum ini.
- Menjual terlalu murah
Untuk menetapkan harga yang
realistis, Anda perlu mengetahui seluruh biaya yang terlibat dalam pembuatan
produk atau jasa Anda. Ini mencakup kemudahan menelusuri biaya seperti harga
suku cadang dan persediaan, dan juga biaya kurang berwujud yang terkait dengan
ketrampilan dan pengetahuan yang Anda bawa keatas meja. Sebagian pengusaha
menetapkan harga yang tidak memperhitungkan segala pengeluaran ini. Mereka
mungkin lupa untuk menambahkan biaya overhead seperti listrik, air atau uang
sewa, atau mengalami kesukaran untuk menghargai nilai dari waktu mereka. Salah
satu pendekatan bisnis berdasarkan jasa yang digunakan untuk menetapkan harga
yang wajar untuk penawaran barang dan jasa mereka adalah menetapkan upah per
jam untuk pembebanan jasa. Mereka kemudian mengalikan angka ini dengan jumlah
jam yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dalam rangka
menetapkan harga keseluruhan proyek.
- Mengikuti persaingan
Dengan mendasarkan struktur
penetapan harga Anda pada harga pesaing bisa berbahaya karena biaya yang
digunakan pesaing menghitung harga mungkin tidak ada hubungannya dengan biaya
Anda. Mereka mungkin membayar harga lebih rendah atau lebih tinggi daripada
yang Anda lakukan, membeli teknologi yang berbeda, dan mempunyai anggaran
pemasaran lebih besar atau lebih kecil. Namun demikian, ada gunanya untuk
mengetahui berapa harga yang dibebankan pesaing sehingga Anda dapat menyadari
bahwa harga Anda adalah realistis untuk pasar. Jika Anda jumpai bahwa harga
Anda jauh lebih rendah dari pesaing, periksalah untuk memastikan bahwa Anda
tidak melupakan sesuatu dari persamaan penetapan harga.
- Persaingan harga
Penetapan harga semata-mata untuk
mengalahkan pesaing adalah usulan yang lemah. Dengan cara ini memang Anda akan
menarik pembeli, akan tetapi kemungkinan mereka bukan nasabah yang setia. Jika
harga rendah menarik perhatian mereka ke bisnis Anda, mereka mungkin
meninggalkan perusahaan Anda begitu ada opsi lebih bagus. Pendekatan yang lebih
baik adalah mengadakan perbedaan antara bisnis Anda dengan bisnis pesaing
dengan cara-cara yang lain, seperti layanan nasabah unggul, penyempurnaan
ciri-ciri khas produk, atau kualitas lebih bagus.
- Menunggu terlalu lama untuk menaikkan harga
Permintaan yang meningkat atau biaya
persediaan yang meningkat bisa menempatkan Anda kedalam posisi di mana Anda
harus memutuskan apakah menaikkan atau tidak menaikkan harga. Beberapa pemilik
bisnis menghindari kenaikan harga karena mereka takut nasabah akan bereaksi
negatif. Dalam banyak hal, strategi yang lebih baik adalah secara teratur
sedikit demi sedikit menaikkan harga daripada membebani nasabah dengan satu
kenaikan harga yang besar. Dengan kata lain, kenaikan harga 10 persen
kemungkinan mengundang lebih banyak perhatian negatif daripada dua kali
kenaikan harga 5 persen.
- Menurunkan harga tanpa mengubah pengiriman
Sebagian pelanggan mungkin berusaha
secara cerdik mendapat harga yang lebih rendah dari perusahaan Anda. Ini dapat
menempatkan Anda dalam posisi yang sukar, terutama jika Anda menjalankan bisnis
berlandaskan jasa. Mengirim pesanan yang telah disepakati dengan harga yang
lebih rendah bisa mengirim pesan seolah-olah harga awal Anda terlampau tinggi,
dan semua bisnis berikutnya akan terbuka untuk negosiasi harga. Pendekatan yang
lebih baik adalah menerima harga yang lebih rendah, tetapi mengubah sedikit
ketentuan pengiriman. Misalnya, jika Anda sedang merundingkan harga untuk
pemasangan teknis selama tiga bulan, Anda bisa menyetujui biaya proyek yang
lebih rendah kalau jumlah pertemuan mingguan dikurangi atau laporan bulanan
dipersingkat. Opsi lain yang masuk akal untuk pesanan yang besar adalah
menetapkan harga yang lebih rendah sebagai potongan harga karena jumlah besar.
- Menetapkan harga secara acak
Sebagian nasabah mungkin mendesak
untuk mengetahui bagaimana Anda merancang struktur penetapan harga, sehingga
adalah penting untuk bisa membenarkan dasar-dasar penetapan harga Anda Tambahan
pula kecuali Anda cukup sadar akan bagaimana biaya terkait dengan harga Anda,
akan sukar bagi Anda untuk mengenali kapan waktu yang tepat untuk menyesuaikan
penetapan harga Anda.
Harga merupakan satu-satunya
komponen dalam bauran pemasaran yang dikategorikan sebagai pemasukan. Jika Anda
penganut bauran pemasaran 4P (Price, Promotion, Product, Place), maka Anda akan
menyadari bahwa P yang lain semuanya berupa pengeluaran. Demikian pula jika
Anda penganut marketing mix 7P maupun 9P, semua P selain price adalah
pengeluaran. Strategi penetapan harga sangat kompleks dan sangat penting karena
mempunyai hubungan langsung dengan penghasilan perusahaan secara keseluruhan.
Penetapan harga tidak dapat lagi
dipandang dari sudut ekonomi belaka yang bertumpu pada demand and supply maupun
berdasarkan cost (cost + profit = price). Kecenderungan penetapan harga lebih
bertumpu kepada perceived value konsumen dan dinamika persaingan. Artinya harga
lebih ditentukan oleh C-konsumen (Consumer) dan C-kompetitor (Competitor) atau
C - dinamika persaingan (Competition) dibanding C - biaya (Cost).
Sedikit banyak Informasi yang
diperoleh konsumen mempengaruhi terjadinya satu transaksi karena konsumen
mempunyai informasi atau referensi untuk membandingkan harga produk yang satu
dengan produk yang lain dan dengan produk alternatif. Konsumen dalam upaya
memutuskan pengambil keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi dan dikenal
dengan istilah peranan price awareness dan prices consciousness. Adapun yang
dimaksud dengan price awareness adalah kemampuan individu/konsumen untuk
mengingat harga baik harga produk itu sendiri maupun harga produk kompetitor
untuk dijadikan referensi. Sedangkan pengertian dari price consciousness adalah
kecenderungan konsumen untuk mencari perbedaan harga.
Konsumen yang dikatakan price
conciousness adalah konsumen yang cenderung untuk membeli pada harga yang
relatif lebih murah. Umumnya pelanggan tersebut tidak memperhatikan
kelebihan–kelebihan dari produk, tetapi hanya mencari harga yang mempunyai
perbedaan yang tinggi. Sampai saat ini, kebanyakan konsumen yang mempunyai pendapatan
rendah adalah konsumen yang memperhatikan price awareness dan price
consciousness dalam mengambil keputusan. Untuk itu umumnya mereka akan berusaha
mencari informasi tentang harga dan proses seleksi yang tinggi.
Dalam penentuan harga, produsen harus
memahami secara mendalam besaran sensitifitas konsumen terhadap harga. Menurut
Roberto pada buku Applied Marketing Research bahwa dari hasil penelitian
menyebutkan isu utama yang berkaitan dengan sensitifitas harga yaitu; elasitas
harga dan ekspektasi harga. Sedangkan pengertian dari elasitas harga adalah:
Ø
Konsumen
cenderung memberikan respon yang lebih besar atas setiap rencana kenaikan dibandingkan dengan kenyataan pada saat harga
tersebut naik.
Ø
Konsumen
akan lebih sensitive terhadap penurunan harga dibandingkan dengan kenaikan
harga.
Ø
Elastisitas
konsumen akan berkurang ketika melakukan shopping dengan teman atau dipengaruhi
oleh sales person.
Penetapan harga telah memiliki
fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran. Menetapkan harga berarti
bagaimana mempertautkan produk kita dengan aspirasi sasaran pasar, yang berarti
pula harus mempelajari kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Berbicara
harga berarti bicara tentang citra kualitas dan seberapa tinggi ekslusifitasnya.
Tinggi rendahnya harga sangat berpengaruh terhadap persepsi kualitas, sehingga
ikut menentukan citra terhadap sebuah merek atau produk. Dalam persepsi
konsumen sering berlaku logika bahwa harga yang mahal berarti kualitas bagus
dan harga yang murah berarti kualitasnya kurang. Pada tingkat tertentu
menetapkan harga berarti juga berbicara mengenai ekslusifitas. Walaupun harus
mempertimbangkan berbagai faktor lain terkait, secara kasar dapat dikatakan
bahwa makin tinggi harga yang ditetapkan secara relatif terhadap kompetitor,
makin eksklusif pula konsumen sasarannya. Seolah seperti piramida. Makin ke
puncak makin kecil, makin tinggi harga yang ditetapkan makin sedikit konsumen
yang disasar.
Penetapan harga juga berbicara
mengenai variasi produk. Jika produknya bervariasi tetapi ditetapkan dengan
harga yang sama maka persepsi yang muncul adalah kesamaan kualitas sebagai
cerminan variasi produk secara horisontal. Juga dapat dipakai untuk menjelaskan
variasi produk secara vertikal dengan kualitas yang bertingkat. Misalnya, pada
maskapai penerbangan terdapat pembedaan layanan kualitas layanan untuk kelas
ekonomi, bisnis, dan first class dengan tingkat harga yang berbeda.
Dengan fungsinya yang amat luas ini,
perlu pendekatan harga yang bersifat strategis yang tertuang dalam konsep power
pricing. Power pricing pada intinya adalah bagaimana mengelola harga sebagai
suatu elemen strategis dalam mendukung strategic positioning yang telah
dirumuskan, dan tentunya dapat mendukung pula tujuan bisnis secara keseluruhan.
Pengelolaan harga ini tentu tak lepas
dari pricing objectives yang cukup beragam, mulai sebagai sarana pertumbuhan
untuk menggapai profit, memperoleh revenue, image shifting, dan memantapkan
produk baru. Penentuan pricing objective ini berada dalam kerangka strategis
yang lebih luas, corporate strategy maupun marketing strategy.
Dalam menetapkan harga, produsen
dapat menetapkan dengan beberapa alternatif
seperti di bawah ini (Zeithaml& Bitner, 1996):
a. Penetapan
harga berdasarkan biaya (cost-based pricing).
Suatu
strategi penetapan harga yang paling tua, dimana harga ditentukan berdasarkan
jumlah biaya per satuan produk yang keluar ditambah dengan keuntungan yang
diharapkan. Beberapa metode penetapan harga dengan pendekatan biaya:
-
Penetapan Harga Biaya Plus (Cost Push Pricing Method)
Dengan metode ini, harga jual per unit ditentukan
dengan menghitung jumlah seluruh biaya per unit ditambah jumlah tertentu untuk
menutupi laba yang dikehendaki pada unit tersebut (disebut margin).
-
Penetapan Harga Mark-Up
Yaitu dimana para pedagang membeli barang-barang
dagangannya untuk dijual kembali dan
harga jualnya dengan menambahkan mark-up tertentu terhadap harga beli.
-
Penetapan harga Break–Even
Yaitu penetapan harga yang didasarkan pada permintaan
pasar dan masih mempertimbangkan biaya. Perusahaan dikatakan break-even apabila
penerimaan sama dengan biaya yang dikeluarkannya, dengan anggapan bahwa harga
jualnya sudah tertentu.
Penetapan harga berdasarkan harga competitor.
b. Penetapan
harga dilakukan dengan menggunakan harga competitor sebagai referensi, dimana
dalam pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang standar dengan kondisi pasar
oligopoli. Untuk menarik dan meraih para konsumen dan para pelanggan, perusahaan
biasanya menggunakan strategi harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa
digunakan untuk mensiasati para pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan
harga di bawah harga pasar dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.
c. Pendekatan
harga berdasarkan permintaan (demand-based pricing).
Proses
penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap value yang diterima
(price value ), sensitivitas harga dan perceived quality. Untuk mengetahui
value dari harga terhadap kualitas, maka analisa Price Sensitivity Meter (PSM)
merupakan salah satu bentuk yang dapat digunakan. Pada analisa ini konsumen
diminta untuk memberikan pernyataan dimana konsumen merasa harga murah, terlalu
murah, terasa mahal dan terlalu mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang diterima.
Pada tahap kematangan, fleksibilitas
harga merupakan kunci efektivitas penetapan harga. Dalam menerapkan penurunan
harga acuan utama yang harus diperhatikan terdiri dari dua hal : tingkat
sensitivitas harga dan situasi persaingan. Dalam kondisi ini pemasar harus siap
mental dengan perolehan profit margin yang rendah, karena pada posisi ini
beberapa produk pesaing akan bereaksi untuk menurunkan harga produknya pula.
Pada tahap kemunduran, sebagai tahap
terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif langkah utama yang dapat
dipilih. Pertama, strategi cuci gudang melanjutkan penurunan harga sampai
produk terjual semuanya. Langkah ini banyak kita temui di dalam pemasaran
produk-produk elektronik yang teknologinya sudah usang. Beberapa merek terkenal
menjual TV layar cembungnya dengan harga bantingan, yang sering kita jumpai di
hyper market semacam Carrefour. Kedua, mempertahankan harga tetapi memotong
biaya-biaya yang berhubungan dengan produk, terutama pengeluaran untuk promosi.
Apa pertimbangan utama dalam
penetapan startegi harga ? Situasi di pasar. Strategi penetapan harga akan
efektif jika diterapkan dengan benar sesuai dengan karakteristik produk (produk
baru/lama, komoditas/bukan, tangible/intangible) dan lingkungan pemasaran,
seperti situasi persaingan (ketat/tidak, struktur pasar} dan perilaku konsumen.
Pada produk yang tidak berwujud (intangible), penetapan harga harus dapat
mempresentasikan citra kualitas. Dan pendekatan perceived value merupakan
pendekatan yang paling tepat. Dinamika harga senafas dengan dinamika
persaingan. Kita dapat melihat kisah
dinamika persaingan pasar otomotif. Pasar otomotif bergerak dinamis setelah
puluhan tahun tak ada kamus harga mobil turun. Jika di pasar global harga mobil
mengalami penurunan, di Indonesia tidak pernah terjadi. Fluktuasi harga yang
seharusnya merupakan ciri sebuah mekanisme pasar tidak terjadi dalam pasar
otomotif di Indonesia. Proteksi untuk melindungi industri otomotif nasional,
dimanfaatkan benar oleh ATPM. Ketika deregulasi digulirkan, dan disambung
dengan berlakunya AFTA, pasar mulai menunjukkan penyempurnaan, yang ditandai
dengan dinamika persiangan yang ketat. Dan berdampak pula kepada persoalan
pricing. Soal pricing ini memusingkan si pemimpin pasar, Toyota Kijang. Sesuai
dengan kebiasaannya, pada awal tahun Kijang selalu menaikkan harga yang semakin
mendekati angka psikologis Rp. 200 juta. Sementara kompetitor sangat gencar
menyerang posisinya. Ternyata strategi yang ditempuh Kijang adalah membuat
Kijang versi internasional (IVM) dan segera meluncurkan adiknya Kijang sehingga
dapat memecahkan persoalan batas psikologis harga Rp. 200 juta. Beberapa mobil
Jepang menempuh strategi maintain price and add value seperti yang dilakukan
oleh Nissan Terano dengan melakukan minor change. Suzuki Baleno, Honda City
yang meluncurkan produk yang canggih dengan harga yang tidak berbeda jauh
dengan versi sebelumnya.
Dalam beberapa pasar seperti pasar
mobil, sebanyak delapan titik harga dapat ditemukan. Harga jual merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, konsumen akan membeli
suatu produk apabila ada keseimbangan antara alasan dalam menetapkan harga
jual.
Faktor-faktor tersebut merupakan
faktor-faktor objektif. Artinya pendapatan pribadi pengusaha atau pedagang
tidak ikut berperan, atau kalau pun ada hanya kecil sekali. Faktor-faktor
objektif ini kadang kadang tidak cukup kuat untuk dipakai sebagai dasar
penentuan harga, sehingga ada faktor-faktor pertimbangan subyektif. Dalam melaksanakan penetapan harga,
berdasarkan pendapat Kotler 1996, maka produsen harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Kondisi pasar: dalam hal ini produsen harus
mengenal secara mendalam kondisi pasar
(monopoli atau persaingan bebas atau hal lainnya) yang akan dimasuki,
perusahaan competitor termasuk bentuk perusahaan serta peta kekuatan/kelemahan
kompetitor.
b. Harga produk saingan: Dalam menentukan harga
sebaiknya kita harus mengenal harga pesaing yang ada di pasar (price awareness)
dan harga yang diberikan ke konsumen. Biasanya harga yang beredar di pasaran
berbeda dengan harga yang diberikan kepelanggan. Hal ini disebabkan strategi
competitor dan aspek lainnya antara kompetitor dengan pelanggannya. Untuk itu
sangat diperlukan riset ke lapangan dalam bentuk riset kuantitif dan dibantu
dengan marketing inteligent.
c. Elasitas permintaan dan besaran permintaan:
Yang dimaksud dengan elasitas disini adalah untuk mengatahui berapa besar
perubahan permintaan yang disebabkan dengan perubahan harga. Disamping itu pula
sangat diperlukan respon konsumen terhadap perubahan harga yang dikaitkan dengan
penggunaan produk itu sendiri. Misal dengan penurunan harga maka konsumen akan
membeli lebih banyak atau malah tidak jadi membeli, begitu pula sebaliknya.
Sedangkan factor lain yang diperlukan adalah besar Value is low price,
Discounting, Odd pricing, Synchro pricing, penetration Pricing,Value is
everything I want in a service Prestige pricing, Skimming pricing, Value is all
that I get for all that I give Price framing, Price bundling, Value is the
quality I get for the price I pay, Value pricing, Market Segmentation pricing.
d. Differensiasi dan Life Cycle Produk. Dalam
memenangkan pasar bagi suatu produk tentunya sangat dibutuhkan perbedaan dengan
produk kompetitor. Untuk itu sangat diperlukan pemahaman akan perbedaan
terhadap competitor baik aspek kualitas, pelayanan dan factor lainnya. Di samping itu harus mengenal posisi
produk yang dikaitkan dengan waktu dan besarnya penjualan. Dengan pengenalan
dan pemahaman kondisi produk maka produsen akan lebih mudah dan bebas
menentukan tarif.
e. Faktor lainnya. Pemahaman kondisi ekonomi
yang terjadi saat ini dan perkiraan kedepan yang akan terjadi merupakan kunci
pokok dalam upaya mengetahui daya beli masyarakat, disamping memperkirakan
kondisi politik dan keamanan.
No comments:
Post a Comment