Efektivitas
Kerja
Efektivitas
kerja mempunyai berbagai macam pengertian menurut para ahli, namun secara umum
memang belum ada kesesuaian pendapat mengenai konsep efektivitas hal tersebut
dikarenakan para ahli dalam merumuskan pengertian efektivitas hanya memandang
dari sudut bidang kajian dan disiplin ilmu tertentu. Mengenai hal ini sejalan
dengan pendapat Richard M. Steers (1985:220) menyatakan bahwa :
Mengingat keanekaragaman pendapat
mengenai sifat dan komposisi dari efektivitas organisasi, maka tidaklah heran
jika terdapat demikian banyak pendapat yang bertentangan sehubungan dengan
cara-cara meningkatkan efektivitas dalam suatu organisasi yang sedang berjalan,
rupanya sebab utama tidak hanya penyesuaian pada terbatasnya konsep
efektivitas.
Dari
pendapat di atas menunjukan bahwa dalam memahami pengertian efektivitas ini
orang berbeda-beda dalam pemahamannya sesuai dengan kerangka acuan yang
dipakainya masing-masing.
Efektivitas
kerja karyawan merupakan awal mula dari keberhasil an organisasi karena
efektivitas individu akan mengahasilkan efektivitas tingkat kelompok,
efektivitas kelompok ini bergerak dalam suatu organisasi yang mempunyai suatu
tujuan bersama atau bisa dikatakan tingkat efektivitas organisasi.
Efektivitas
organisasi ini ditunjukan untuk mencapai sasaran organisasi sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan, hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh H. Emerson
yang dikutip oleh Soewarno Handayaningarat
(Soewarno Handayaningrat, 1982:16)
“efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan.” Sedangkan T.
Hani Handoko “efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat
atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan
kata lain, seorang manajer efektif dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan
atau metoda (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan”.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang
menunjukan keberhasilan organisasi dalam
mencapai suatu tujuan tertentu dengan
menggunakan sumber-sumber yang ada dengan ukuran yang telah ditentukan
sebelumnya.
Pengertian
kerja menurut The Liang Gie (1990:42) adalah “keseluruhan pelaksanaan
aktivitas-aktivitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan manusia untuk
mencapai tujuan tertentu yang berhubungan dengan kelangsungan hidupnya”.
Menurut
Prajudi Atmosudirjo (1989:148) pengertian kerja yaitu “pengerahan tenaga,
(mental, status, kekuatan dan jasmaniah) untuk menciptakan atau mewujudkan
sesuatu yang sebelumnya sudah merupakan rencana atau objectif”.
Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kerja merupakan pengarahan segala
daya yang dimiliki manusia melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Sondang P. Siagian (1985:151) mengenai
efektivitas kerja yaitu :
Penyelesaian pekerjaan tepat pada
waktunya yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas
dinilai baik atau tidak, bergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan dan
tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya
yang dikeluarkan untuk itu.
Dengan
demikian pengertian efektivitas kerja adalah keadaan yang menunjukan
ketercapaiannya suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan pengerahan
segala daya yang terdapat pada manusia melalui aktivitas-aktivitasnya.
Untuk
terwujudnya kerja yang efektif, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Richard M.Steers (1985:9-11) “mengidentifikasikan empat faktor yang
mempengaruhi efektivitas kerja yaitu karakteristik organisasi, karakteristik
lingkungan, karakteristik pekerja, karakteristik kebijakan manajemen”.
1. Karakteristik organisasi mempengaruhi efektivitas
kerja, karena karakteristik organisasi ini menggambarkan struktur yang harus
dilalui oleh karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Struktur organisasi
merupakan cara untuk menempatkan manusia sebagai bagian dari pada suatu
hubungan yang relatif tetap yang akan menentukan pola-pola interaksi dan
tingkah laku yang berorientasi pada tugas.
2. Karaketeristik lingkungan ini secara
keseluruhan berada dalam lingkungan organisasi seperti peralatan, perlengkapan,
hubungan diantara pegawai dan kondisi kerja. Ciri lingkungan ini selalu
mengalami perubahan artinya memiliki sifat ketidakpastian karena selalu terjadi
proses dinamisasi.
3. Karakteristik pekerja: faktor inilah yang
paling berpengaruh terhadap efektivitas kerja, karena betapapun lengkapnya
sarana dan prasarana, betapapun baiknya mekanisme kerja tanpa dukungan kualitas
sumber daya yang mengisinya tidak akan ada artinya.
4. Karakteristik kebijakan dan praktek manajemen;
praktek manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang dalam
mengkondisikan semua hal ada didalam organisasi. Kebijakan dan praktek
manajemen ini harus memperhatikan juga unsur manusia sebagai individu yang
memiliki perbedaan bukan hanya mementingkan strategi mekanisme kerja saja.
Mekanisme kerja ini meliputi penetapan tujuan strategis, pencarian dan
pemanfaatan sumber daya dan menciptakan lingkungan prestasi, proses komunikasi,
kepemimpinan, dan pengambilan keputusan yang bijaksana, adaptasi terhadap
perubahan lingkungan dan inovasi organisasi.
Selain
kriteria-kriteria tersebut di atas, efektivitas juga menekankan pada segi efek
atau akibatnya dan segi hasilnya, seperti pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu
Syamsi (1988:2) ”Efektivitas (hasil
guna) ditekankan pada efeknya, hasilnya dan tanpa kurang memperdulikan
pengorbanan yang perlu diberikan untuk memperoleh hasil tersebut”.
Efektif
tidaknya suatu organisasi atau perusahaan dalam mewujudkan tujuannya tidak
terlepas dari keefektivan individu yang ada didalam organisasi itu sendiri,
berikut ini disajikan gambar mengenai hubungan ketiga perspektif tersebut
Dari gambar diatas penulis dapat
simpulkan bahwa dari 3 perspektif keefektivan, yang mempengaruhi efektifitas
kerja adalah keefektivan individu, karena penyebab keefektivan individu seperti
yang tertulis dalam gambar merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
kerja karyawan.
Adapun syarat-syarat eksplisit mengenai efektivitas kerja
menurut Richard M.Steers (1985:135) adalah
a. Setiap organisasi
harus mampu membina dan mempertahankan suatu jumlah pekerja terampil
b. Organisasi harus mampu
memiliki prestasi, peranan yang dapat diandalkan dari pada karyawannya.
c. Organisasi yang
efektif juga menuntut agar para karyawannya mengusahakan bentuk tingkah laku
yang spontan dan inisiatif.
Berdasarkan
pendapat di atas bahwa untuk mencapai sasaran organisasi secara efektif
diperlukan pula penanganan pekerjaan yang efektif. Prinsip kerja efektif
tersebut menurut Komarudin (1993:42-43):
a. Rencana
Merencanakan
sesuatu dengan tepat, berarti anda harus menyelesaikan
1. Pekerjaan apakah yang
diselesaikan?
2. Bagaimanakah
melaksanakannya?
3. Kapankah anda selesaikan?
4. Dimana anda selesaikan?
5. Berapakah kecepatan
melaksanakannya?
b. Jadwal
Pekerjaan
haruslah anda jadwalkan. Suatu jadwal yang efektif haruslah
1. Pasti
2. Selaras dengan
jadwal-jadwal lainnya
3. Sulit tercapai namun
mungkin tercapai
4. Anda pegang dan teguh
c. Pelaksanaan
Kemudian
rencana itu anda selesaikan dengan
1. Terampil
2. Teliti
3. Cepat
4. Tanpa usaha yang tidak
perlu
5. Tanpa penundaan yang tidak
perlu
d. Pengukuran
Pekerjaan
yang anda laksanakan haruslah diukur
1. Berdasarkan potensi anda
2. Berdasarkan laporan anda
yang telah lalu
3. Berdasarkan laporan orang
lain yang telah lalu
4. Berdasarkan kuantitas
5. Berdasarkan kualitas
e. Kontraprestasi
Andai
kata tugas anda selesai dengan efektif anda selayaknya mendapat balas jasa
berupa:
1. Syarat kerja yang baik
2. Kesehatan yang baik
3. Kebahagiaan
4. Pengembangan diri
5. Uang
Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat diambil
kesimpulan faktor yang berpengaruh dalam efektivitas kerja suatu organisasi
adalah faktor manusia sebagai para pekerjanya. Keterkaitan manusia pada
organisasi yang dibentuknya tidak lain untuk memberi tatanan fasilitas internal
dan iklim organisasi untuk mendapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Bila
masing-masing individu dalam organisasi memiliki komitmen yang tinggi dalam
menyelesaikan pekerjaan maka kondisi ini akan membantu peningkatan efektivitas
yang pada akhirnya memberikan kontribusi kepada pencapaian efektivitas kelompok
dan efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa
pembahasan efektivitas kerja tidak terlepas dari aktivitas-aktivitas karyawan
secara individu maupun kelompok dalam melaksanakan tugas dengan berbagai
kemampuan serta tingkat keberhasilan yang dicapai.
Dengan demikian maka Untuk mencapai
tingkat efektivitas kerja yang tinggi, tentunya harus memperhatikan
kriteria-kriteria efektivitas kerja baik yang berasal dari para karyawan itu
sendiri dengan berbagai kemampuan dan kelemahannya maupun dari lingkungan
mereka bekerja baik dengan teman sejawat ataupun dengan pimpinannya.
Richard M.Steers (1985:206)
mengemukakan lima kriteria yang harus diperhatikan dalam pencapaian efektivitas
kerja karyawan yaitu, “Efektifitas kerja dalam suatu organisasi memiliki
beberapa kriteria yang harus diperhatikan yaitu kemampuan menyesuaikan diri, Produktivitas,
Kepuasan kerja, Kemampuan berlaba, Pencarian sumber daya”.
Agar dapat lebih dipahami, penulis
akan kemukakan aspek-aspek pengukuran efektivitas kerja secara terperinci.
Faktor pertama yaitu kemampuan menyesuaikan diri yaitu suatu kemampuan dan kesanggupan
yang dimiliki oleh setiap karyawan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan,
yang meliputi:
a. Hubungan sesama
karyawan termasuk sikap terhadap pimpinan.
b. Kemampuan untuk menerima dan memahami
pekerjaan yang dilimpahkan dengan cepat.
c. Kemampuan
untuk mempergunakan mesin-mesin atau teknologi yang digunakan dalam lingkungan
organisasi
Kemampuan
untuk menyesuaikan diri yang dimiliki setiap karyawan ini dapat menentukan
tingkat pencapaian efektivitas kerja
Faktor
kedua yang harus diperhatikan adalah produktivitas kerja. Richard M. Steers
(1985:192) mengemukakan bahwa “Produktivitas kerja adalah bagaimana pemanfaatan
yang dilakukan oleh karyawan atas sumber-sumber yang ada dalam organisasi
secara keseluruhan adalah apa yang disebut man,
money, material, machine, method and market. Apabila karyawan dapat
memanfaatkan dan memadukan sumber-sumber tersebut yang pada akhirnya tercapai
tujuan organisasi, ini berarti efektivitas kerja tercapai.
Faktor
ketiga adalah kepuasan kerja. Rihard M. Steers (1985:192) mengemukakan bahwa
“Kepuasan tinggi dapat menyenangkan para pekerja, sehingga para pekerja
cenderung bekerja dalam kondisi yang positif yang diinginkan bersama”. Dengan
kondisi kerja yang positif, berarti para karyawan bekerja sesuai dengan
prosedur, mereka tidak menyepelekan pekerjaannya, memiliki rasa tanggung jawab
yang tinggi sehingga akhirnya akan mencapai efektivitas yang tinggi pula.
Faktor
keempat kemampuan berlaba sebenarnya merupakan kondisi sejauhmana faktor
pertama yaitu kemampuan menyesuaikan diri, faktor kedua yaitu produktivitas
kerja, dan faktor ketiga yaitu kepuasan kerja telah dimiliki oleh para
karyawan sehingga terlihat hasil kerja
mereka. Kemampuan berlaba yang tinggi akan memperlihatkan tingkat efektivitas
kerja yang tinggi pula, sehingga pada akhirnya menjadi ciri tercapainya tujuan
organisasi.
Faktor
terakhir yang harus diperhatikan dalam pencapaian efektivitas kerja adalah
pencarian sumber daya. Richard M. Steers (1985:192) mengemukakan bahwa
pencarian sumber daya mencakup tiga bidang yang saling berhubungan yaitu:
1. Kemampuan mengintegrasikan
berbagi sub sistem sehingga mampu mengkoordinasikan dengan tepat dan mengarah
pada tujuan organisasi dengan efektif.
2. Penetapan dan pemeliharaan pedoman-pedoman
kebijakan yang mendukung peningkatan efektivitas kerja mereka.
3. Penelaahan organisasi itu
sendiri dengan mengadakan umpan balik dan pengendalian.
Ketiga
bidang tersebut tidak dapat terpisah satu sama lain, tetapi harus dilakukan
ketiga-tiganya dengan seiring dan sejalan ketiganya merupakan usaha pemanfaatan
sumber daya sehingga pada akhirnya akan mencapai efektivitas kerja yang
diharapkan.
Untuk mendapatkan
tingkatan-tingkatan efektifitas kerja, diperlukan pengukuran terhadap
aspek-aspek dasar yang mengakibatkan dihasilkannya efektivitas kerja.
Aspek-aspek yang bisa dipergunakan dalam pengukuran efektivitas kerja itu bisa
dari beberapa hal, misalnya dari perencanaan, dari pelaksanaan atau dari hasil
evaluasi seluruh kegiatan.
Pengukuran efektivitas
kerja didasarkan pada beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh Sondang P.
Siagian (1985:32) bahwa:
Efektivitas
kerja karyawan dapat diukur dari beberapa hal yaitu: kejelasan tujuan yang
hendak dicapai, kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisa dan
perumusan kebijaksanaan yang mantap, perencanaan yang matang, penyusunan
program yang tepat, tersedianya sarana dan prasarana kerja, pelaksanaan yang
efektif dan efisien, sistem pengawasan dan pengendalian yang mendidik.
Untuk
memahami aspek-aspek dari pengukuran efektivitas kerja di atas, penulis
menguraikan sebagai berikut:
a. Proses pencapaian
tujuan organisasi; akan lebih lancar, tertib, dan efektif apabila dalam pribadi
anggota organisasi, telah tertanam kesadaran dan keyakinan yang mendalam bahwa
tercapainya tujuan organisasi pada dasarnya berarti tercapainya pula tujuan
mereka secara pribadi.
b. Strategi pencapaian tujuan;
merupakan langkah kedua dari pimpinan dalam mengelola organisasi secara efektif
dan efisien. Pencapaian tujuan secara efektif dan efisien tentunya sangat
ditentukan oleh efektivitas kerja karyawan. Sedangkan efektivitas kerja
karyawan itu sendiri sangat mengharapkan kejelasan strategi pencapaian tujuan,
sehingga hal itu menjadi salah satu aspek dasar pengukuran efektivitas kerja.
c. Proses analisa dan
perumusan kebijakan yang mantap; untuk mencapai efektivitas kerja memerlukan
job deskripsi yang tegas dengan job analisa yang jelas, sehingga proses
memanage karyawan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat.
d. Perencanaan yang matang
merupakan acuan kerja setiap organisasi bila perencanaannya matang, maka
pelaksanaan yang dilakukan memungkinkan lancarnya proses kerja yang efektif dan
efisien. Karena perencanaan menjadi acuan untuk kerja, dimana dalam perencanaan
tersebut tertuang berbagai tujuan dan target, maka rencana dapat dijadikan
aspek dasar sebagai acuan pula untuk mengevaluasi hasil kerja
e. Penyusunan program
yang tepat; pada hakekatnya adalah merumuskan sekarang apa yang dikerjakan oleh
orang dimasa depan. Jelaslah bahwa salah satu aspek efktivitas kerja adalah
sampai sejauhmana: a) memperkirakan keadaan yang dicapai, b) mengambil
keputusan dalam menghadapi masa depan, c) meningkatkan orientasi masa depan, d)
mengambil resiko yang telah diperhitungkan, e) memperhitungkan faktor-faktor
pembatas yang diduga akan menghadapi dalam berbagai segi kehidupan organisasi,
f) memperhitungkan situasi lingkungan yang akan timbul baik yang bersifat
politik, ekonomi, nilai-nilai sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi.
f. Tersedianya sarana
dan prasarana kerja; bila sarana kerja ternyata tidak lengkap, maka perkataan
yang tepat adalah bagaimana mencapai efektivitas kerja yang tinggi dengan
sarana dan prasarana yang ada. Pelaksanaan yang efektif dan akan tetapi
tentunya jauh berbeda hasil yang akan dicapai, bila perkataan itu diungkapkan
oleh seorang pemimpin dalam suatu organisassi yang sarana dan prasarananya
lengkap.
g. Pelaksanaan yang efektif
dan efisien; kejelasan tujuan, tepatnya strategi, efektivitas proses perumusan
kebijakan, matangnya rencana, kelengkapan sarana memadai, semua itu akan sangat
kurang berarti bila pelaksanaan kerja secara operasional tidak efektif dan
tidak efisien. Karena dengan pelaksanaan itulah yang akan mendekatkan suatu
rencana atau harapan pada tujuan dengan target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Pelaksanaan yang efektif dan efisien dapat dikatakan sebagai salah
satu kunci yang akan menentukan efektifitas kerja karyawan dalam pencapaian
tujuan yang tinggi.
h. Sistem pengawasan dan
pengendalian yang mendidik; merupakan aspek terakhir yang mudah diucapkan
tetapi sukar dilaksanakan oleh seorang pimpinan. Banyak
faktor yang dapat membentuk pimpinan menjadi seorang pengawas dan pengendali
yang mendidik, misalnya dengan mendalami ilmu manajemen, pengalaman kerja,
sifat bawaan, tingkat IQ yang tinggi dan lain-lain. Semua faktor itu dapat
menjamin terbentuknya pengawas dan pengendali yang mendidik bila hanya berdiri
sendiri, biasanya kelemahan yang lain akan mudah terlihat atau terasa oleh para
karyawan.
Aspek aspek yang dibutuhkan di atas harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya, sebab aspek-aspek tersebut sangat menentukan berhasil
tidaknya efektivitas kerja.
Pengertian
Efektifitas Kerja :
Efektivitas kerja terdiri dari dua kata yaitu efektivitas dan kerja. Menurut Richard M. Steers (1980 : 1), efektivitas yang berasal dari kata efektif, yaitu suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat menghasilkan satu unit keluaran (output). Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Efektivitas menurut Bedjo Siswanto (1990:62) berarti menjalankan pekerjaan yang benar.
Menurut Sutarto (1978:95) Efektivitas kerja adalah suatu keadaan dimana aktifitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia dapat mencapai hasil akibat sesuai yang dikehendaki
Efektivitas kerja merupakan suatu ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan (Schermerhorn, 1998:5)
Menurut Handoko (1997:7), Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Menurut Siagian (1986:152) efektivitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Devung efektivitas adalah tingkat kemampuan untuk mencapai tujuan dengan tepat dan baik (Devung, 1988:25).
Menurut kamus Administrasi perkantoran efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti terjadinya suatu efek yang dikehendaki dalam suatu perbuatan (1981:24).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja
Ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, seperti yang dikemukakan oleh Richard M. Steers (1980:9), yaitu:
1. Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan tehnologi organisasi yang dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas dengan berbagai cara. Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang relatif tepat sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, sedangkan yang dimaksud tehnologi adalah mekanisme suatu organisasi umtuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran.
2. Karakteristik Lingkungan
Lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan berpengaruh atas efektivitas, keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu tingkat keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan,tingkat rasionalisme organisasi. Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan lingkungan.
3. Karakteristik Pekerja
Pada kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor pengaruh yang paling penting karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Efektivitas kerja terdiri dari dua kata yaitu efektivitas dan kerja. Menurut Richard M. Steers (1980 : 1), efektivitas yang berasal dari kata efektif, yaitu suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat menghasilkan satu unit keluaran (output). Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Efektivitas menurut Bedjo Siswanto (1990:62) berarti menjalankan pekerjaan yang benar.
Menurut Sutarto (1978:95) Efektivitas kerja adalah suatu keadaan dimana aktifitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia dapat mencapai hasil akibat sesuai yang dikehendaki
Efektivitas kerja merupakan suatu ukuran tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan (Schermerhorn, 1998:5)
Menurut Handoko (1997:7), Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Menurut Siagian (1986:152) efektivitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Devung efektivitas adalah tingkat kemampuan untuk mencapai tujuan dengan tepat dan baik (Devung, 1988:25).
Menurut kamus Administrasi perkantoran efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti terjadinya suatu efek yang dikehendaki dalam suatu perbuatan (1981:24).
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja
Ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, seperti yang dikemukakan oleh Richard M. Steers (1980:9), yaitu:
1. Karakteristik Organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan tehnologi organisasi yang dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas dengan berbagai cara. Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang relatif tepat sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan dengan susunan sumber daya manusia struktur meliputi bagaimana cara organisasi menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, sedangkan yang dimaksud tehnologi adalah mekanisme suatu organisasi umtuk mengubah masukan mentah menjadi keluaran.
2. Karakteristik Lingkungan
Lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan berpengaruh atas efektivitas, keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu tingkat keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan lingkungan,tingkat rasionalisme organisasi. Ketiga faktor ini mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan lingkungan.
3. Karakteristik Pekerja
Pada kenyataannya para anggota organisasi merupakan faktor pengaruh yang paling penting karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. Pekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi, oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Pekerja merupakan modal utama di
dalam organisasi yang akan berpengaruh besar terhadap efektivitas, karena
walaupun tehnologi yang digunakan merupakan tehnologi yang canggih dan didukung
oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja maka semua itu tidak
ada gunanya.
4. Karakteristik
Kebijaksanaan dan Praktek Manajemen
Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya lingkungan maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit.
Alat Ukur Efektivitas Kerja :
Menurut Richard dan M. Steers (1980:192) meliputi unsur kemampuan menyesuaikan diri / prestasi kerjadan kepuasan kerja :
1) Kemampuan menyesuaikan diri
Kemampuan manusia terbatas dalam sagala hal, sehingga dengan keterbatasannya itu menyebabkan manusia tidak dapat mencapai pemenuhan kebutuhannya tanpa melalui kerjasama dengan orang lain. Hal ini sesuai pendapat Ricard M. Steers yang menyatakan bahwa kunci keberhasilan organisasi adalah kerjasama dalam pencapaian tujuan. Setiap organisasi yang masuk dalam organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang yang bekerja didalamnya maupun dengan pekerjaan dalam organisasi tersebut. Jika kemampuan menyesuaikan diri tersebut dapat berjalan maka tujuan organisasi dapat tercapai.
2) Prestasi kerja
Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja ang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu (Hasibuan, 2001:94). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa dengan kecakapan, pengalaman, kesungguhan waktu yang dimiliki oleh pegawai maka tugas yang diberikan dapat dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
3. Kepuasan kerja.
Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.
Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya lingkungan maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan proses demi keberhasilan organisasi semakin sulit.
Alat Ukur Efektivitas Kerja :
Menurut Richard dan M. Steers (1980:192) meliputi unsur kemampuan menyesuaikan diri / prestasi kerjadan kepuasan kerja :
1) Kemampuan menyesuaikan diri
Kemampuan manusia terbatas dalam sagala hal, sehingga dengan keterbatasannya itu menyebabkan manusia tidak dapat mencapai pemenuhan kebutuhannya tanpa melalui kerjasama dengan orang lain. Hal ini sesuai pendapat Ricard M. Steers yang menyatakan bahwa kunci keberhasilan organisasi adalah kerjasama dalam pencapaian tujuan. Setiap organisasi yang masuk dalam organisasi dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan orang yang bekerja didalamnya maupun dengan pekerjaan dalam organisasi tersebut. Jika kemampuan menyesuaikan diri tersebut dapat berjalan maka tujuan organisasi dapat tercapai.
2) Prestasi kerja
Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja ang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu (Hasibuan, 2001:94). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa dengan kecakapan, pengalaman, kesungguhan waktu yang dimiliki oleh pegawai maka tugas yang diberikan dapat dilaksanakan sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
3. Kepuasan kerja.
Tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau pekerjaannya dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu bahwa mereka mendapat imbalan yang setimpal, dari bermacam-macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.
No comments:
Post a Comment